BENGKULU UTARA,iNewsBengkuluUtara.id -Menyikapi aksi pemalakan dan penganiayaan salah satu siswa kelas 5 Sekolah Dasar, Dewan Pendidikan Bengkulu Utara, menyebut peristiwa ini merupakan preseden buruk dunia Pendidikan Bumi Ratu Samban.
Mencuatnya kasus ini merupakan tolak ukur kurangnya kepekaan baik guru, tenaga pendidik dan lingkungan Sekolah lainnya.
"Kurangnya kepekaan unsur pendidikan di sekolah tersebut. Kami telah turun sebagai bentuk respon cepat menindaklanjuti laporan wali murid. Ini preseden buruk dunia pendidikan kita," kata Sekertaris Dewan Pendidikan Kabupaten Bengkulu Utara, Junsen Frendy Tamba.
Pria yang kerap disapa Joe ini mengatakan, pihaknya telah berupaya memfasilitasi kedua belah pihak wali murid jauh sebelum kasus ini mencuat.
Namun disisi lain, pihaknya juga menghormati hak pihak keluarga korban untuk tetap meneruskan kasus ini ke jalur hukum.
Peristiwa ini merupakan cambuk bagi tenaga pendidik agar segera berbenah dan fokus menciptakan kondusifitas belajar mengajar. Dengan mengedepankan penerapan Pendidikan yang menyenangkan, selaras dengan kurikulum Merdeka.
"Tujuan pertama Kurikulum Merdeka yaitu menciptakan pendidikan yang menyenangkan bagi peserta didik dan guru. Kalo muridnya perilakunya demikian. Guru gagal dalam penerapan pengembangan aspek keterampilan dan karakter sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia," papar Joe.
Tak hanya tenaga unsur pendidikan, peran serta orang tua dan masyarakat dinilai menjadi salah satu aspek penting guna menjaga dan memantau kepribadian peserta didik.
"Perlu diingat juga bahwa pendidikan anak juga tidak bisa serta merta dilimpahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah. Orang tua dan masyarakat mempunyai peran yag sangat penting dalam perkembangan pendidikan anak," pungkasnya.
Editor : Ismail Yugo
Artikel Terkait