Meski lubang itu tergolong kecil, namun berhasil merobek perut sang kakek.
Ini mengakibatkan peritonitis feses, istilah medis untuk infeksi pada lapisan dalam perut yang secara khusus dipicu oleh kotoran. Nanah kuning terbentuk di sekitar lubang dan ukuran usus membengkak karena reaksi tersebut.
Tulang ikan itu juga sudah menembus usus dan membuat kotoran keluar dari "jalur" yang seharusnya. Infeksi pun sudah menyebar ke mana-mana.
Mereka memotong usus sepanjang 10 cm dan mengeringkan cairannya, dengan tujuan untuk menyambungkan kembali usus yang sehat dalam operasi kedua.
Kasus tulang merobek usus terbilang jarang terjadi. Hal ini diungkapkan dr. Chathura Karunatileke selaku dokter bedah yang menangani si pria malang itu.
Petani Meninggal dunia akibat tertelan tulang ikan, hingga ususnya robek (ilustrasi)
"Perforasi gastrointestinal (robeknya usus) jarang disebabkan oleh tulang ikan. Penanganan yang terlambat mempersempit waktu untuk terapi agar dapat dipulihkan. Sumber daya yang rendah seperti kurangnya modalitas pencitraan canggih mengacaukan hasil dengan diagnosis yang tertunda," ungkap dr. Chathura Karunatileke, dikutip dari Daily Mail.
Tapi kondisi sang kakek makin memburuk setelah operasi. Pria tua itu meninggal dunia karena komplikasi serangan jantung dan infeksi yang mengancam jiwa.
Kasus kakek tersebut kemudian dituliskan dr Chathura Karunatileke dalam jurnal internasionalnya, International Journal of Surgery Case Reports. (*)
Editor : Hikmatul Uyun