get app
inews
Aa Text
Read Next : Mendaki, Mengabdi, Memberi Arti: Jejak Kebaikan Mapala UI di Desa Manau Sembilan II Bengkulu

Menembus Hutan Misterius, Mahasiswa UI Jelajahi Gunung Patah Selama 13 Hari

Senin, 22 September 2025 | 18:40 WIB
header img
Selama 13 hari, 24 calon anggota dan 18 anggota Mapala UI menembus belantara Gunung Patah, gunung berapi nonaktif yang jarang terdengar di perbatasan Bengkulu dan Sumatera Selatan. Foto: Ist

BENGKULU, iNewsBengkuluUtara.id – Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) sukses menyelesaikan ekspedisi Satria Hutan Indonesia (SHI) 2025. Selama 13 hari, 24 calon anggota dan 18 anggota Mapala UI menembus belantara Gunung Patah, gunung berapi nonaktif yang jarang terdengar di perbatasan Bengkulu dan Sumatera Selatan.

Mengusung tema "Kenali Hutan, Jaga Kehidupan," ekspedisi ini lebih dari sekadar pendakian. Tim SHI mengawali perjalanan dengan berziarah ke makam puyang, tokoh yang dihormati masyarakat Desa Manau Sembilan. Ritual ini, menurut tetua desa, adalah bentuk penghormatan dan permohonan restu agar perjalanan berjalan lancar.

Menjelajahi Jalur Terpanjang di Sumatera

Perjalanan dimulai pada 5 Agustus 2025. Tim melewati jalur sepanjang 45 kilometer—salah satu yang terpanjang di Sumatra—menuju puncak. Mereka berhadapan dengan medan berat seperti tanah basah, akar menjalar, dan pohon tumbang, serta cuaca ekstrem dengan hujan deras hampir setiap hari.

Di tengah tantangan, hutan tropis Gunung Patah menawarkan kejutan berharga. Tim beruntung bisa melihat langsung Burung Rangkong, spesies langka yang populasinya kian menurun. Penemuan ini menjadi bukti bahwa kawasan Hutan Lindung Raja Mendara adalah habitat yang masih terjaga bagi satwa eksotis.

Kejutan lainnya adalah penemuan susunan tulang hewan di ketinggian 2.000 mdpl yang diduga tulang gajah. Penemuan ini menyisakan misteri, mengingat populasi gajah di Bengkulu hanya ada di wilayah Seblat yang berada di dataran rendah.

Puncak dan Upacara Kemerdekaan

Setelah melewati hutan lumut, tim menemukan surga tersembunyi, sebuah danau jernih seluas 4 hektar yang dikenal sebagai Danau Tumutan Tujuh. Setelah 12 hari pendakian, pada 16 Agustus 2025, tim akhirnya tiba di puncak sejati Gunung Patah.

Sehari sebelum HUT RI ke-80, mereka menggelar upacara bendera sederhana. Dengan tiang bendera seadanya dan suara Indonesia Raya yang bergema, momen ini terasa sangat sakral.

"Upacara ini lebih sakral karena kesederhanaannya. Setelah 12 hari perjalanan, kami masih menyempatkan waktu untuk upacara, itu jadi bukti kalau kami bangga sama Indonesia," kata Willy, salah satu anggota tim.

Karena logistik yang menipis, tim memutuskan untuk turun melalui jalur alternatif, yaitu Jalur Kance Diwe di Pagar Alam, Sumatera Selatan. Keputusan ini terbukti tepat dan berhasil menyelamatkan mereka dari risiko kekurangan logistik. Selama perjalanan turun, tim tidak berpapasan dengan pendaki lain, menunjukkan bahwa Gunung Patah masih sangat alami dan belum banyak dijamah.

Perjalanan ini menjadi pengingat bagi tim SHI bahwa hutan bukan hanya untuk ditaklukkan, tetapi juga dihormati dan dilindungi.

Editor : Vitrianda Hilba Siregar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut