“Jangan sampai ada kesan bahwa Gerindra partai yang transaksional. Seperti jika ada kader tak miliki logistik kuat maka tak dapat rekom, sementara kalau ada kader dari luar Gerindra namun memiliki uang banyak maka direkomendasikan. Ini artinya politik dagang sapi. Jadi wajar jika nanti setelah terpilih, mereka merampok APBD,” ujar Iskandar seperti melalui keterangan tertulisnya yang diterima wartawan, Rabu (13/8/2024).
Iskandar juga menyayangkan adanya isu yang berkembang bahwa DPP Gerindra bakal mengusung calon kepala daerah di luar kader untuk maju pada pilkada Bengkulu Tengah. Dan kabarnya DPP Gerindra akan memberikan surat rekomendasi kepada mantan Sekda Bengkulu Tengah, bukan kepada Evi Susanti.
"Jika itu terjadi kami memprediksi Gerindra tengah menciptakan perpecahan di internalnya. Selain itu, kami menuding Gerindra dinilai telah mengkhianati para kader yang selama ini ikut berdarah-darah untuk memperjuangkan partai," katanya.
Oleh karenanya, Iskandar kembali mengingatkan agar Gerindra belajar dari PDIP. Jangan sampai memberikan karpet merah bagi calon kepala daerah yang nonkader untuk berkontestasi di Pilkada, setelah itu partai ditinggal.
“Jangan sampai elit partai Gerindra sebagaimana kata pepatah. ‘habis manis sepah dibuang’. Jika di PDIP ada kader yang mengkhianati partai tapi di Gerindra justru sebaliknya, DPP itu sendiri yang tak menghargai perjuangan kadernya,” ujar Iskandar.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait